rss
email
twitter
facebook

Rabu, 12 Mei 2010

Takut: Faces of Fear (2008)


Takut: Faces of Fear merupakan film antologi horor dari Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini dibintangi antara lain oleh Dinna Olivia, Fauzi Baadila, Marcella Zalianty, Shanty, Lukman Sardi, Eva Celia Latjuba, dan Mike Muliadro. Film ini diputar secara premier di Indonesia Internasional Fantastic Film Festival (iNAFFF) 2008 pada tanggal 14-23 November 2008 di Jakarta dan di Bandung tanggal 28-30 November 2008 yang diadakan oleh jaringan bioskop Indonesia Blitzmegaplex. Berbagai macam jenis film horor ditawarkan di festifal tersebut, dimana Takut menjadi salah satu film yang menjadi pusat perhatian. Film Takut lahir dari asuhan Komodo Films, dan merupakan sebuah kompilasi film horor pendek dari tujuh sutradara yang menghasilkan enam segmen film dalam satu antologi. Film pendek tersebut disutradarai secara berurutan oleh Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy Tjahjanto). Takut mulai diputar premier di lingkup internasional di International Film Festival Rotterdam 2009.
readbud - get paid to read and rate articles




Segmen Film





Show Unit
    • Sutradara: Rako Prijanto
    • Produser: Wahyu Indra (Kumpul Produksi)
    • Penulis: Rako Prijanto
    • Pemeran: Marcella Zalianty, Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Putri Sukardi, Dendy Subangil, Sapto Soetarjo, Sissy Warras
    • Musik: Aghi Narottama Gumay, Bemby Gusti
    • Penyunting: Yusep 'Petjoey' Permana
Show Unit atau Rumah Contoh adalah film getaran tegangan yang merupakan segmen pertama dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh Rako Prijanto. Sejalan dengan peribahasa Indonesia, "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga", melalui film ini Rako Prijanto ingin memperlihatkan bagaimana kekhilafan sesaat dapat menghancurkan kehidupan seseorang selamanya.
Kehidupan Bayu (Lukman Sardi) dan pasangannya, Dinna (Marcella Zalianty), terlihat sangat harmonis, namun pada suatu malam semuanya akan mulai berakhir secara mengerikan. Dalam sebuah pesta di rumah tetangganya, Bayu melihat lampu rumahnya menyala dan menyangka rumahnya dimasuki oleh perampok. Bayu pun secara takut masuk ke rumahnya untuk memergoki kejadian tersebut, namun dalam rencana tersebut malah tidak sengaja menyebabkan nyawa Shira, anak tirinya, melayang. Diliputi rasa takut bila perbuatannya tersebut diketahui, Bayu pun berencana menyingkirkan mayat Shira, yang dalam prosesnya juga mengambil nyawa Andre, ayah kandung Shira yang hendak menjemput putrinya. Bayu tidak menyadari bahwa seseorang yang misterius sedang mengawasi segala perbuatan kejinya tersebut.

Titisan Naya

    • Sutradara: Riri Riza
    • Produser: Riri Riza, Mira Lesmana (Miles Films), Toto Prasetyanto
    • Penulis: Riri Riza
    • Pemeran: Dinna Olivia, Junior Liem, Dewi Irawan
    • Musik: Thoersi Argeswara , Satrio Budiono
    • Penyunting: Dewi S. Alibasah
Titisan Naya adalah film horor yang merupakan segmen kedua dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh Riri Riza. Film ini mengolah latar belakang kepercayaan mistis kejawen yang dianut oleh masyarakat Jawa, dimana makhluk gaib, arwah leluhur, dan ritual-ritual mistis begitu menonjolkan nuansa misterius Indonesia. Melalui segmen ini, Riri Riza menggarap segmen ini sebagai solidaritas dengan sutradara generasi muda Indonesia, sekaligus ingin menggambarkan sikap sinis yang kerap ditunjukkan generasi muda Indonesia terhadap warisan kebudayaan mereka.
Naya (Dinna Olivia) adalah seorang gadis berpola pikir metropolitan dan modern. Ketika berkunjung ke rumah leluhurnya untuk mengikuti sebuah prosesi adat, dia malah tergoda dengan sepupunya (Junior Liem), dan ingin merayu dia untuk berhubungan intim. Sepupunya memperingatkan Naya untuk berhati-hati dengan sikap acuhnya tersebut, karena keluarganya sedang mengadakan ritual cuci keris yang sangat keramat dalam kepercayaan Jawa. Namun Naya tidak mengindahkan peringatan tersebut dan malah semakin terbakar nafsunya untuk bercinta dengan sepupunya tersebut. Karena Naya mensejajarkan derajat leluhurnya dengan hasrat seksualnya, pintu dunia mistik pun mulai terbuka, membawa Naya ke alam di mana para leluhurnya bukan hanya sekedar kenangan dahulu kala.

peeper

    • Sutradara: Ray Nayoan
    • Produser: Syarika Bralini, Nanung Nugroho
    • Penulis: Ray Nayoan
    • Pemeran: Wiwid Gunawan, Epy Kusnandar, Tiara, Ara, Supri 'Tornado', Pak Merdeka
    • Musik: Handy Rizal, Aghi Narottama Gumay, Bemby Gusti
    • Penyunting: Ramatyo Wicaksono
Peeper (Pengintip) adalah film getaran erotik yang merupakan segmen kedua dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh Ray Nayoan yang masih relatif baru dalam perfilman Indonesia saat film ini dirilis. Menurut Ray Nayoan, film pendek ini adalah tribut untuk film seksploitasi Indonesia yang ingin memperlihatkan sedikit tentang sisi budaya voyeuristik di Indonesia. Dalam dunia sinema, dimana sisi eksotik sering diartikan sebagai erotik, teater Wayang Orang dapat menjadi media transformasi yang lebih halus, dan Ray Nayoan memilih cerita wayang Sarpanaka, adik raja Rahwana yang merupakan wanita penggoda, untuk menunjukkan bahwa dunia wayang yang keramat juga membawa muatan kekerasan dan erotika. Bahwa wayang tidak hanya sekedar tentang kemenangan kekuatan baik melawan jahat, namun tentang adanya kejahatan itu sendiri. Melalui segmen ini, Ray Nayoan sebagai lulusan sekolah film Kanada dan penggemar aktif film eksploitasi Indonesia tahun 80-an ingin memancarkan kembali sisi seksploitasi dalam perfilman Indonesia.
Bambang (Epy Kusnandar) adalah seseorang yang senang mencintai dan menikmati keindahan tubuh lawan jenisnya melalui lubang intip, pendek kata, dia adalah seorang voyeur. Suatu hari dia mengunjungi sebuah teater wayang untuk menonton pertunjukan wayang orang "Sarpanaka". Nafsunya terombang-ambing saat melihat kecantikan sang penari wayang Sarpanaka yang misterius (Wiwid Gunawan), dan rasa ketertarikannya tersebut akan menyeretnya ke dunia gelap dan penuh misteri dari sang penari wayang yang cantik. Setelah akhir pertunjukan, Bambang menyelinap ke belakang layar untuk menikmati kecantikan penari tersebut, hanya untuk menerima hukuman pembalasan dalam dunia mengerikan sang penari Sarpanaka. Bambang akhirnya menyadari bahwa cinta akan membutakan seseorang.

the list

    • Sutradara: Robby Ertanto
    • Produser: Syarika Bralini, Nanung Nugroho
    • Penulis: Brian Yuzna
    • Pemeran: Fauzi Baadila, Shanty, Prisia Wulansari, Ahmad Syaeful Anwar
    • Musik: Aghi Narottama Gumay, Bemby Gusti
    • Penyunting: Dorry
The List (Daftar) adalah film horor komedi yang merupakan segmen keempat dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh Robby Ertanto yang adalah lulusan baru IKJ (Institut Kesenian Jakarta) saat film ini dirilis. Skenario film ini ditulis oleh Brian Yuzna, produser film Takut dan juga pionir Komodo Films. Menurut Robby Ertanto, pengalamannya dalam mengembangkan skenario tersebut bersama Brian Yuzna, bekerja bersama aktor Shanty dan Fauzi Baadila, dan menyaksikan hasil karya ahli spesial efek Orlando Bassi telah memenuhi impiannya dalam membuat film horor komedi.
The List adalah cerita tentang lelaki yang bertemu wanita kemudian memutuskan hubungan, dicampur dengan sisi mistik dan simpul dalam alur ceritanya. Sarah (Shanty) adalah seorang wanita yang merasa cemburu dan terinjak harga dirinya setelah diputus dan ditinggalkan oleh mantan pacarnya, Andre (Fauzi Baadila) demi wanita lain. Merasa sakit hati, dia pun mendatangi seorang dukun santet (Ahmad Syaeful Anwar) untuk menghukum Andre. Berbagai kejadian mengerikan dan lucu pun mulai terjadi, dimana semuanya tertulis dalam 'daftar maut' sang dukun, namun Sarah tidak menyadari bahwa 'daftar' tersebut menyimpan sebuah rencana lain.

the rescue

    • Sutradara: Raditya Sidharta
    • Produser: Raditya Sidharta (Pendulum Filmworks), Syarika Bralini, Nanung Nugroho
    • Penulis: Raditya Sidharta
    • Pemeran: Eva Celia, Ananda George, Tegar Satrya, Sogi Indra Dhuaja, Reuben Elishama, Norman Rivianto Akyuwen
    • Musik: Handy Rizal, Aghi Narottama Gumay, Bemby Gusti
    • Penyunting: Reuben Tourino
The Rescue (Penyelamatan) adalah film horor aksi yang merupakan segmen kelima dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh Raditya Sidharta, sutradara video musik veteran Indonesia yang baru saja merilis film debutnya The Shaman (2008). Menurut Raditya Sidharta, film pendek ini diinspirasi dari keingintahuannya tentang aktivitas pemerintah negara asing di Indonesia, khususnya proyek NAMRU-2 (Naval Medical Research Unit 2) yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat, dan mempertanyakan kesiapan pasukan pertahanan Indonesia dalam kasus darurat yang dapat timbul dari ancaman asing seperti operasi tersebut. Proses pembuatan film ini didukung sepenuhnya oleh pasukan khusus Polri Gegana, dimana para aktornya mendapat pelatihan khusus dan intensif selama satu minggu. Film ini disyuting di kota Jakarta lama dan di bawah pengawasan Brian Yuzna, produser film ini.
The Rescue adalah film bertempo cepat, berlatar Jakarta yang ada di ambang kehancuran dan dihuni oleh para 'manusia' kanibal. Di sebuah masa depan, dikisahkan sebuah laboratorium biologi di Jakarta telah meledak, menyebarkan sebuah virus ganas yang memusnahkan hampir seluruh warga Jakarta, mengubah yang terjangkit menjadi makhluk buas yang lapar untuk daging dan haus untuk darah sesamanya sendiri. Sebuah tim patroli brimob (Brigade Mobil) Gegana mendapat tugas untuk menyelamatkan dan membawa dua orang warga sipil yang selamat ke daerah aman sebelum mereka terinfeksi sebuah virus ganas tersebut. Gadis (Eva Celia) adalah salah satu korban yang selamat dan target dari operasi penyelamatan tim Gegana tersebut. Emosi pun bercampur bersama ketegangan dan kengerian yang disajikan dalam film ini, mengungkap bagaimana sebuah tim kecil pasukan Brimob Gegana menjalankan operasi tersebut, dan siapakah sebenarnya si Gadis yang misterius.

dara

    • Sutradara: The Mo Brothers
    • Produser: The Mo Brothers, Revelino Gerungan, Tia Hasibuan, Vorestian Vaya
    • Penulis: The Mo Brothers
    • Pemeran: Shareefa Daanish, Mike Muliadro, Dendy Subangil, Ruli Lubis
    • Musik: Aghi Narottama Gumay, Bemby Gusti, Ramondo Gascaro
    • Penyunting: Herman Kumala Panca
Dara adalah film komedi hitam slasher yang merupakan segmen terakhir dari film Takut, disutradarai dan ditulis oleh dua sahabat Kimo Stamboel dan Timothy Tjahjanto (dikredit sebagai "The Mo Brothers"). Keduanya adalah lulusan Australian Film School yang sekarang bekerjasama untuk membawakan film ber-ragam slasher di Indonesia. Film ini juga merupakan sekuel lepas dari film Macabre yang saat film ini dirilis sedang mereka sutradarai. Menurut The Mo Brothers, 'Dara' adalah sebuah usaha mereka untuk membawakan sesuatu yang sama sekali baru dalam latar perfilman horor Indonesia, sebuah film purwarupa yang mengkombinasi beberapa ragam seperti thriller, slasher, dan komedi hitam. Film ini adalah segmen penutup dan puncak dari film Takut, yang telah lebih dahulu diputar dalam ScreamfestIndo 2007, namun baru kali ini dirilis sebagai bagian dari sebuah film antologi.
'Dara' adalah cerita tentang satu wanita dan tiga pria, dimana selera masakan elegan adalah penting dalam kehidupan mereka, dan sejauh manakah seorang juru masak akan bertindak untuk memuaskan pelanggannya. Dara (Shareefa Daanish) adalah pemilik sebuah restoran berkelas yang terkenal, sekaligus sang juru masaknya. Dara selalu tampak sebagai seorang wanita yang anggun, pendiam, lugu namun cantik, sehingga banyak lelaki yang tertarik padanya dan datang ke rumahnya. Adjie (Mike Muliadro), Eko (Dendy Subangil), dan Rama (Ruli Lubis) datang bertamu di rumah Dara dalam waktu yang hampir bersamaan. Di malam berdarah itu, tiga orang pria dengan karakter yang berbeda tersebut akan mengetahui siapa sebenarnya Dara, dan mengapa wanita cantik itu mengundang mereka, masing-masing dengan caranya sendiri. Tak ada yang mengira bahwa Dara menginginkan mereka bukan sebagai tamu, namun sebagai bahan hidangan restorannya.
di Dubing ke Bahasa Rusia klo gak salah
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Takut_(film)
Download Film :
Takut: Faces of Fear (2008)

0 komentar:

Posting Komentar